Gue nggak tau harus ngetik apa waktu bikin postingan ini, rasanya kayak ditampar!
Seperti yang sudah dijelaskan di postingan sebelumnya, iya, gue sempet LDR. Dan seperti yg sudah dijelaskan juga kalo LDR itu pacaran rasa jomblo. Rasanya tetep sendiri, walopun punya pacar tapi... ya gitu deh...
Jadi, di
suatu sore, after-hour, lagi terjebak kemacetan Jakarta yang ghaib banget, dan
sekonyong-konyong mengalunlah lagu Kunto
Aji – Terlalu Lama Sendiri dengan indahnya di radio Kawula Muda yang lagi gue dengerin demi menahan rasa bosan dan
ngantuk.
Sudah
terlalu lama sendiri
Sudah terlalu lama aku asyik sendiri
Lama tak ada yang menemani rasanya
Sudah terlalu lama aku asyik sendiri
Lama tak ada yang menemani rasanya
Pagi
ke malam hari tak pernah terlintas di hati
Bahkan di saat sendiri aku tak pernah merasa sepi
Sampai akhirnya ku sadari
Aku tak bisa terus begini
Aku harus berusaha
Tapi mulai darimana
Bahkan di saat sendiri aku tak pernah merasa sepi
Sampai akhirnya ku sadari
Aku tak bisa terus begini
Aku harus berusaha
Tapi mulai darimana
Sudah terlalu lama sendiri
Sudah terlalu lama aku asyik sendiri
Lama tak ada yang menemani rasanya
Sudah terlalu asyik sendiri
Sudah terlalu asyik dengan duniaku sendiri
Lama tak ada yang menemani rasanya
Sudah terlalu lama aku asyik sendiri
Lama tak ada yang menemani rasanya
Sudah terlalu asyik sendiri
Sudah terlalu asyik dengan duniaku sendiri
Lama tak ada yang menemani rasanya
Teman-temanku berkata yang kau cari seperti apa
Ku hanya bisa tertawa nanti pasti ada waktunya
Walau jauh dilubuk hati
Aku tak ingin terus begini
Aku harus berusaha
Tapi mulai dari mana
Ku hanya bisa tertawa nanti pasti ada waktunya
Walau jauh dilubuk hati
Aku tak ingin terus begini
Aku harus berusaha
Tapi mulai dari mana
Sudah terlalu lama sendiri
Sudah terlalu lama aku asyik sendiri
Lama tak ada yang menemani rasanya
Sudah terlalu asyik sendiri
Sudah terlalu asyik dengan duniaku sendiri
Lama tak ada yang menemani rasanya
Sudah terlalu lama aku asyik sendiri
Lama tak ada yang menemani rasanya
Sudah terlalu asyik sendiri
Sudah terlalu asyik dengan duniaku sendiri
Lama tak ada yang menemani rasanya
Bukan tanpa nyali
Sadar aku begini
Apa yang di depan mata tak seperti yang engkau kira
Oh bahwa sesungguhnya pintu hati menunggu terbuka
Apa yang di depan mata tak seperti yang engkau kira
Oh bahwa sesungguhnya pintu hati menunggu terbuka
Sudah
terlalu lama sendiri
Sudah terlalu lama aku asyik sendiri
Lama tak ada yang menemani rasanya
Sudah terlalu asyik sendiri
Sudah terlalu asyik dengan duniaku sendiri
Lama tak ada yang menemani rasanya
Sudah terlalu lama aku asyik sendiri
Lama tak ada yang menemani rasanya
Sudah terlalu asyik sendiri
Sudah terlalu asyik dengan duniaku sendiri
Lama tak ada yang menemani rasanya
Jauh di lubuk hati aku tak ingin sendiri
Jadi
gini..... ( ._.)
Sesungguhnya
sejak gue putus dari Bintang, 2 tahun lalu, gue yang Melankolis dan suka
menggalau berubah menjadi seorang yang pongah, congkak, &
angkuh...............
kayaknya
dari dulu deh (“- -)
Lalu
muncullah satu pertanyaan di benak gue: “terlalu lama sendiri bikin egois ya?”
Eh, iya
nggak sih?!
Antara iya
dan tidak sih,
kayaknya
kelamaan sendiri bikin orang jadi nggak jelas ya. Kayak gue gitu..... ( ._.)
Kalo
dibilang pengen punya pacar mah, ya pengen. Tapi dengan segenap kriteria dan
tipe-tipe yg ini ina inu iti ita itu.
Picky?
Memang!
Kita
beli baju aja milih-milih, apalagi punya pacar?!
Cuman
mau makan permen dari kulkas aja milih-milih padahal udah tau rasanya, apalagi
pacar!
Tuh kan,
gue egois. Haha..
Gue sih dibilang picky, nggak juga. Tapi nggak mau sembarangan juga lah ya pacaran sama orang (statement ini dan statement selanjutnya sesungguhnya hanya statement cliche yang mencari pembenaran). Kalo cuma beberapa bulan dan nggak cocok trus putus buat apa? Sama aja dong. Gonta-ganti pasangan. List mantan makin banyak and for what? Pointless.
Sering
iri sih liat temen-temen yg punya pacar, atau udah bekeluarga. Enteng banget ya
ngejalanin hidup kayak nggak punya problem. Though kita nggak tau sih problem
di dalemnya gimana. Well, emang sih klo
udah punya pasangan bisa ngebagi problem ke pasangannya. Ada temen sharing. At
least bisa ngelewatin problem bedua.
Lalu gue
buat statement kayak gini: “gapapa jomblo, yang penting nggak kurang kasih
sayang.”
Iya, gue
emang sendiri, dan oleh karena itu gue banyak berteman dengan orang. Dan yang
paling penting gue berteman dengan diri gue sendiri. Dan yang paling penting
gue sayang dan cinta ke diri gue sendiri.
Masalah
timbul di sini. Karena gue sayang dan mencintai diri sendiri, gue jadi picky,
jadi pemilih, jadi mencari yang bisa sayang dan cinta sama gue nggak kurang dari gue sayang dan cinta
sama diri gue sendiri.
Cih!
Cinta... apa itu cinta? Tai kucing rasa cokelat!
Jo,
single-and-mingle-(again).