18/11/11

~Curhatan si Supir Angkot~

jadi ceritanya gue lagi Go Green, kemana-mana naik angkot.
kebetulan motor lagi ngadat mulu. tapi lumayan nyaman juga kalo perginya yg rada jauhan dikit. enak, tinggal duduk.

cerita ini berawal ketika gue naik sebuah angkot dan angkot itu disalip ama motor yg klakson² mulu.
dan gue, yg terbiasa duduk di samping pak supir yg sedang bekerja, mengendarai angkot supaya baik jalannya, jadi korban pelacuran si supir. beginilah..

"Bah! Sialan itu motor! Sudah nyalip dari kiri, lampunya mati, klaksonnya kencang pula suaranya! semoga nanti kena tilang dia!" kata si supir angkot yg kayaknya panas bin dongkol. bajunya lusuh, penuh keringat. dan memang Bdg lagi terik, walau tetap sejuk karena anginnya semilir menerpa.
"Tau tak? motor² sekarang itu pada bodo pengendaranya," lanjutnya "Tak tahu aturan di jalan. apalagi di Bdg ini, salip kanan, salip kiri. tak heran ada kelompok genk motor. tidak seperti di kampung saya" katanya dia. "Ahh.. kalo sudah begini jadi rindu lah saya pada kampung. tak ada pengendara ugal²an macam itu di kampung saya."
dalem hati gue yye.. sape suru lu ke sindang? kalo mau pulang, buru² gih dah! nggak ada yg larang.
"Di kampung saya itu tenang, enak lah pokoknya. tak seperti kota besar yg ramai seperti di Bdg ini. jadi ingat waktu saya kecil, suka main² naik² pohon sama kawan². ngambil mangga di pohon guru saya." lanjut si supir curhat. "Tau tak kenapa saya sama kawan² ngambil mangga di pohon guru saya itu?" gue menggeleng. "Itu karena dia pelit nilai. masa, saya harusnya dapat nilai 10, cuma dapat 8. sedangkan yg nyontek sama saya dapat 10. isinya padahal sama semua. tak ada satu pun jawaban yg beda."
"Lalu ya, saya kesal, makanya saya curi itu mangga²nya dia lalu saya bagikan ke kawan², kita makan ramai². anehnya teman² saya pada sakit perut, sedangkan saya sendiri biasa saja. tak ada rasa sakit di perut saya."
hyaiyalah nggak sakit perut. elu yg nyolong, bego! bisik suara kecil yg tertawa gelak di dalam hati gue.
"Oiya, lalu waktu SMP. saya anak terpintar di kelas. tapi memang harus saya akui kalau saya orang yg jahil dan nakal. hehehe.. jadi waktu itu sedang berlangsung ujian harian. saya yg selesai paling dahulu tidak segera beranjak, melainkan membantu teman² yg belum selesai. ya, biasalah, beri contekan sama kawan². lalu yg saya heran, kenapa kawan saya yg nyata meniru hasil pekerjaan saya nilainya lebih bagus. padahal jawaban kami sama persis. saya yg merasakan ketidak adilan protes kepada guru. tapi tak digubris" dengan gaya diplomatis sambil nyetir angkot. naik-nurunin penumpang.
"Saya kerjai saja si guru itu. bangkunya tempat dia duduk saya berikan perekat minggu depannya. dan menempel lah pantat si guru dengan bangku tempat dia duduk" si supir angkot nyengir. "Tak tahan saya ingin tergelak waktu itu" senyumnya merekah sambil menurunkan penumpang.
"Waktu SMA itu masa² yg cukup sulit buat saya. pelajarannya tak bisa main² walau saya masih banyak main dengan kawan."
gue udah gelisah aja nih nunggu kapan nyampe tujuan. kok rasanya lamaaaa betul. heran. biasanya ngak selama ini, huft.. :( tolooooooong......!!!!!!!!!! jeritan suara hati gue.
"saya suka belajar kelompok di rumah kawan saya yg anak bupati daerah situ. bahkan saya yg mengajari dia pelajaran² yg dia tidak mengerti. adik kawan saya itu cantiknyaaa.. saya suka cewek² bertampang oriental" senyum simpul terlihat dari sudut bibir si supir angkot. lalu dia ngaca di kaca spion depan.
ganjen lo yye.. nggak usah repot², penumpangnya ibu² semua kok!
"Istri saya itu sedikit oriental face loh! yah.. sekilas seperti Miyabi gitu lah dia"
Miyabi? MIMPI kali! ngarep.com lu!
"Anak saya dua. yg satu sudah sekolah, baru masuk SD. yg satu lagi masih kecil. waktu daftar SD sempat ditolak oleh kepala sekolahnya karena anak saya tidak TK dan umurnya juga masih 6thn. segera saya protes 'hey, pak. masukkan saja anak saya k SD. kita lihat hasilnya! zaman saya dulu saya tidak masuk TK dan umur saya waktu itu 5thn malah! saya bisa masuk dan tetap juara kelas' terbukti sekarang kawan² anak saya yg dulunya TK masih kalah dengan anak saya yg bacanya sudah lancar dan bisa hitung tambah²an kecil." lanjutnya.
sumpah, pak! saya nggak nanya!
"Konspirasi! masa harus TK dahulu. jika si anak tidak bisa apa² buat apa?!" katanya "Cuma buang² duit. saya tidak suka cara pikir seperti itu." si supir menggebu-gebu. "Seharusnya pemerintah bisa mengerti dong nasib rakyat seperti saya. yah.. tapi bagaimana mau begitu kalau mahasiswanya saja zaman sekarang suka demo. dikit² demo, apa² demo, ini demo, itu demo, macam masak saja pakai acara demo² segala. bagaimana pemerintah bisa mikir kalo dikit² didemo. apa karena dosennya ya. mata kuliah itu susah, lalu beri tugas yg mustahil, makanya mahasiswanya sering demo."
"kiri!" kata gue. angkot pun berhenti. gue turun dan bayar ongkos.

pengen teriak tau gak rasanya.
"TERIMAKASIH TUHAN! TERIMAKASIH..."

gileee.. itu supir angkot, lagi stres kayaknya, curhat sepanjang jalan nggak berenti². tapi yg terpenting sekarang gue terbebas dari ocehan nggak penting si supir angkot. (^_^)v
dan seperti yg digunakan ama anak² gaol jaman sekarang..

"hey supir angkara murka!"


LoE, gUe, EEEENNNND!!!



Jo, OK, -BYE!!! *ala² 4th floor*